Cerita Lesbian Hot
Update
terbaru Cerita Sex Dewasa, Pada kisah Cerita Seks bergambar kali ini
yang berjudul Suami Pinjaman, saya telah menyediakan cerita HOT
pengalaman pribadi maupun orang lain lengkap dengan gambar seksi
peningkat nafsu birahi anda. Selamat membaca.
Bandar judi pulsa-Riska yang habis mandi dan keluar dari kamar mandinya ia melihat adiknya Tari dengan wajah yang merah merona wajah cerianya dia baru pulang dari sekolah dengan masih mengenakan baju putih dan rok abu abunya, Tari tidak melihat orang yang beraada di rumah dengan gerak cepatnya dia masuk kamar dan menyalakan AC.
Silahkan Hubungi kami hanya di :
WA : +63 9271482383
Bandar judi pulsa-Riska yang habis mandi dan keluar dari kamar mandinya ia melihat adiknya Tari dengan wajah yang merah merona wajah cerianya dia baru pulang dari sekolah dengan masih mengenakan baju putih dan rok abu abunya, Tari tidak melihat orang yang beraada di rumah dengan gerak cepatnya dia masuk kamar dan menyalakan AC.
Ia
mencuci muka dan tangannya di kamar mandi dalam kamarnya saatmendengar
kakaknya bertanya, “Hey, gimana pengumumannya?” Tari keluar dari kamar
mandi mendapatkan Riska bersandar di pintukamarnya dengan tangan ke
belakang. “Tari diterima di SMA Theresia, Kak!” jawab Tari dengan ceria.
Riska berjalan ke arahnya dan memberikan sebuah kado terbungkus rapi.
“Nih, buat kamu. Kakak yakin kamu diterima, jadi udah nyiapin ini.”
Duuh,
thank you, Kak!” Tari setengah menjerit menyambar kado itu.Riska duduk
di ranjang Tari sementara adiknya duduk di meja belajarnyamembuka kado
itu dan mendapatkan sebuah gelas berbentuk Winnie thePooh, karakter
kartun kesukaannya, sedang memeluk tong bertulisan“Hunny”.
Kali ini Tari benar-benar menjerit, “Aaah, bagus banget!Thank you, Kak!”
Tari
melompat ke ranjang dan memeluk kakaknya erat-erat, dan dengantiba-tiba
mencium bibir Riska. Riska tersentak, bukan karena Tarimenciumnya, tapi
karena getaran elektrik yang ia rasakan dari bibiradiknya yang basah
menyambar bibirnya dan menyebar ke seluruhtubuhnya.
Ciuman
yang sebenarnya hanya berlangsung beberapa detik itumembuat jantung
Riska berdebar. Tari melepas ciumannya, namun takmelepas pelukannya yang
erat. Riska tersenyum berusaha menutupi perasaannya, lalu mengecup
bibir adiknya dengan lembut. Tari meletakkan gelas itu di meja kecil di
sisi ranjangnya dan merebahkandiri. Ia menarik Riska agar berbaring di
sisinya, lalu kembalimemeluknya.
“Kak,
Tari kangen nih ama Kakak. Sejak Kak Riska pacaran ama Mbak Anna,kapan
kita pernah tidur bareng lagi? Cerita-cerita sampe ketiduran?Nggak
pernah kan?”
“Bukan gitu, ,” jawab Riska, “Kakak kan kuliahnya sibuk, bukan karenapacaran ama Anna.
”Riska
kembali merasakan dadanya berdebar hanya karena dipeluk olehadiknya
yang cantik ini. Ia baru menyadari bahwa ia memang sudah lamasekali tak
pernah sedekat ini dengan Tari.
“Lagian
ngapain sih Kakak pacaran ama Mbak Anna? Ntar ketahuan Papabaru tahu
lho!” kata Tari sambil mengernyitkan dahinya seakan
memarahikakaknya.Wajah Tari begitu dekat dengan wajahnya, membuat Riska
merasa canggungdan semakin berdebar. Riska berusaha keras meredam
ketegangannya danmenutupi perasaannya dari adiknya.
“Sok
tahu kamu,” kata Riska, “Papa kan udah tahu Kakak pacaran ama
Anna.Malah sebelum berangkat ke Jerman, Anna pernah ketemu dan ngobrol
amaPapa. Sekarang Papa udah bisa kok nerima kenyataan bahwa Kakak
emanglesbian.
”Hangatnya
hembusan napas Tari di lehernya membuat Riska semakin berdebardan ia
merasakan panas yang hebat dari selangkangannya. Riska tahu iatak mampu
menahan diri lebih lama lagi saat celana dalamnya mulaiterasa lembab.
“Sana
mandi dulu kamu!” tukas Riska sambil mendorong adiknya, “Kamu
baumatahari!”“Ngg..” balas Tari kolokan walau tetap melepaskan lengannya
yangmelingkari pinggang Riska.“Tapi Kakak jangan pergi dulu. Tari masih
kangen ama Kakak,” kata Tari sambil berjalan ke kamar mandi.
Riska
duduk dan melipat kedua kakinya rapat-rapat di depan dadanya. Iamemeluk
kedua kakinya sambil menyadarkan dagu ke lututnya. Ia menghelanapas
dalam-dalam berusaha menenangkan gairahnya.
“Kenapa aku sampai begitu, sih!” ia memarahi dirinya sendiri dalam hati.
“Tari
kan adikku sendiri!”“Mungkinkah karena sudah hampir 4 bulan Anna pergi
dan aku kangen padapelukan dan sentuhan lembut waTari?” Riska
menyelonjorkan kakinya dikasur dan mulai meraba-raba pahanya. Sambil
membayangkan dada Anna yang montok, tangan kiri Riska meraba-raba
dadanya sendiri, sementaratangan kanannya naik meremas-remas
selangkangannya.
Riska
tersentak dari lamunannya dan melepas kedua tangannya daribagian-bagian
vitalnya dan kembali menarik napas dalam-dalam. Ia takingin terlihat
bergairah saat adiknya keluar dari kamar mandi nanti.
Tak memakan waktu lama, Tari keluar dari kamar mandi dalam keadaanbugil.
Ia
mengambil celana dalam dan daster dari lemari. Riska menatapadiknya
memakai celana dalam, jantungnya yang belum sepenuhnya kembalinormal
langsung berdebar lagi melihat tubuh Tari yang langsing namunberisi itu.
Tari tidak mengenakan dasternya, tetapi langsung dudukbersila di sisi
kakaknya di ranjang dan meletakkan dasternya dipangkuannya.
Riska
tersenyum berusaha menutupi gairahnya dan membelai rambut adiknya.Tari
memonyongkan bibirnya seperti orang ngambek dan berkata,
“Kak Riska kok mau sih ama Mbak Anna? Dia kan..” Tari tampak agak ragu sebelumakhirnya melanjutkan,
“Dia
kan nggak cantik.” Bukannya marah, senyum Riska malah berubah jadi
tawa, “Kamu nggak boleh menilai orang daripenampilan fisiknya.
Anna
kan baik banget orangnya, lembut dan penuhpengertian. Lagian fisiknya
juga nggak jelek-jelek amat. Toket danpantatnya kan gede banget, .
Asyik banget untuk diremas. Danciumannya jago banget. Dia yang ngajarin Kakak ciuman.”
“Iya sih. Toket Tari nggak gede ya, Kak?” kata Tari sambil memandangpayudaranya.
“Siapa bilang?” balas Riska,
“toket kamu gede lagi! Kamu tuh tumbuhmelebihi orang seumurmu. Waktu Kakak 17 tahun, toket Kakak belumsegede kamu.
”Dengan polos, Tari bertanya, “Emang enak, Kak, diremas ama sesama cewek?”
Belum
sempat Riska menjawab, Tari meraih tangan kakaknya danmeletakkannya di
atas dadanya. Riska tersentak, namun membiarkan Tarimenggerakkan
tangannya berputar-putar di dada adiknya yang terasalembab dan segar
itu. “Mmmhh..” Tari mendesah dan matanya setengahmenutup.
Gairah
Riska yang sudah sulit dikendalikan semakin meledakmelihat reaksi
adiknya yang sangat merangsang itu. Riska mulaimeremas-remas dada adiknya dengan lembut lalu memilin-milin putingdada Tari yang terasa semakin membesar dan mengeras.
“Uhh..”
Tari kembali mendesah dan membiarkan Riska meraba dan meremasdadanya,
sementara kedua tangannya sendiri meremas sprei kasurnya.
Taklagi
berusaha mengendalikan gairahnya yang sudah memuncak, Riska meraihdagu
adiknya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya terusmeremas dada
Tari dengan semakin bernafsu.
Riska menarik wajah Tari danmengecup bibirnya yang basah.
“Mmmhh..”
reaksi Tari yang hanya berupa desahan itu membakar nafsuRiska. Sambil
meremas dada adiknya dengan bergairah, Riska mengulum bibirbawah adiknya
yang segera membuat Tari membalas dengan mengulum bibiratas Riska.
Jackpot pulsa-Kakak
beradik ini saling menghisap bibir selama beberapasaat, sampai akhirnya
Riska melepas ciuman mereka. Tari membuka matamendapatkan ia dan
kakaknya sama-sama terengah-engah setelah berciumandengan penuh gairah.
“Ohh, ternyata enak ya, Kak? Tari nggak nyangka deh. Kak Riska jugaenak?” tanya Tari dengan polos.
“Gila
kamu, ! Dari tadi Kakak udah mau mati nahan gairah Kakakgara-gara kamu
peluk, kamu cium, ngelihat kamu telanjang!” jawab Riska,“Kamu sih!
Ngapain lagi kamu tarik tangan Kakak ke toket kamu?”
Tari tampak terkejut dengan kerasnya kata-kata kakaknya, “Sorry, Kak.Tari cuma kangen aja ama Kak Riska dan pengen disentuh.
Sorry..” katanyasambil menundukkan kepala.
“Ssstt..” Riska menarik dagu adiknya lagi hingga mereka salingbertatapan, lalu menampilkan senyumnya yang manis,
“Tapi kamu sukakan?” Tari hanya membalas dengan senyuman yang tak kalah manisnya.
Riska menggeser duduknya di ranjang hingga bersandar pada dinding,“Sini,” ia menarik lengan Tari agar duduk di sisinya.
Mereka
dudukberdampingan, Riska membelai rambut Tari, lalu dengan tangan di
belakangkepala adiknya, Riska menarik wajah Tari mendekati wajahnya,
“Nih ajaranAnna. Kamu nilai sendiri enak apa nggak.” Riska kembali
mencium bibirTari.
Kendali
diri sudah sepenuhnya kembali pada dirinya setelah menyadaribahwa Tari
juga menikmati semua ini, Riska mengatur alur percintaantanpa
tergesa-gesa. Ia tak lagi meraba-raba adiknya. Kini Riska hanyamengulum
bibir adiknya, kadang seluruh mulutnya, lalu melepasnya, lalumengulumnya
lagi.
Kadang
ia biarkan Tari yang menghisap bibirnyadengan lebih bernafsu, lalu
melepasnya untuk melihat adiknya majumengejar mulutnya yang sedikit ia
buka, memancing gairah Tari.
Riska mendorong adiknya hingga rebah di kasur. Mereka berciuman lagidengan penuh gairah. “Kak..” Tari mendesah.
Riska
menjawab denganmenyelusupkan lidahnya dengan lembut ke dalam mulut Tari
yang sedikitterbuka. Tenggorokan Tari tercekat saat merasakan lidahnya
bersentuhandengan lidah kakaknya. Ini perasaan yang belum pernah ia
rasakansebelum ini. Ia tak menyangka akan merasakan rangsangan luar
biasasebagai akibatnya.
Jilatan
lembut Riska pada langit-langit dan lidah Tari membuat Tariterangsang,
namun menjadi semakin rileks karena merasa semakin menyatudengan
kakaknya. Tari mulai membalas gerakan lidah Riska dengan gerakanlidahnya
sendiri.
Mengetahui
adiknya sudah bisa menikmati ini, Riska membelitkan lidahnya pada lidah
Tari sambil menghisap bibir adiknya.Riska melepas lidahnya dari mulut
adiknya, lalu berkata, “Hisap lidahKakak, Sayang.”
Kata-kata
lembut Riska membuat Tari semakin bergairah, seakan sedangbercinta
dengan kekasihnya. Dengan bernafsu, ia menghisap lidah Riskayang kembali
menjelajahi mulutnya. Mereka berciuman dan bergantiansaling menghisap
lidah untuk waktu yang lama.
Merasa
gairah adiknyadan gairahnya sendiri semakin membara, Riska mulai
meningkatkankecepatan percintaan dengan meraba paha dan selangkangan
Tari. Tarimendesah saat merasakan sentuhan di bagian yang belum pernah
disentuhsiapa pun itu.
Riska
melepas bibirnya dari bibir adiknya, lalu mulaimenjilati telinga dan
leher Tari. Desahan Tari mulai berubah menjadierangan kenikmatan.
Tanpa
melepas tangannya dari selangkangan Tari, Riska menurunkanjilatannya ke
dada adiknya yang montok itu. “Ah..!” Tari menjeritkecil saat pertama
kali lidah kakaknya menyentuh puting buah dadanya,
“Ooohh..
aahh.. Kak..” desahnya dengan penuh kenikmatan. Tari membukamatanya
menyaksikan Riska menjilati puting dan payudara Tari dengansemakin cepat
dan bernafsu, membuat putingnya membesar dan mengeras.
Kadang
Riska menggigit puting Tari membuat Tari menjerit kecil
danmemaju-mundurkan pantatnya seirama dengan gerak tangan Riska
diselangkangannya, sehingga tangan Riska terasa semakin menekan
danmeremas di selangkangannya yang kini sudah basah kuyup.
Bangkit
dari dada Tari, Riska menduduki adiknya dengan selangkangantepat di
atas selangkangan adiknya. Riska menarik kaosnya lalumelemparkannya ke
lantai. Kedua tangan Tari meremas dada kakaknya saatRiska sedang
berusaha melepas BH-nya.
Riska
melempar BH-nya dan Tarisemakin bernafsu meremas dada dan puting
telanjang kakaknya. Merekasaling menghujam selangkangan hingga saling
menekan. “Hhh..” desah Riskayang menikmati remasan adiknya pada dadanya
yang telah membesar danmengeras itu.
Tak
tahan lagi untuk segera merasakan adiknya, Riskabangkit membuka celana
pendek sekaligus celana dalamnya, lalu menarikcelana dalam Tari hingga
terlepas, menampilkan setumpuk kecil bulutipis yang menutupi kemaluan
yang telah membengkak penuh gairah. Bauseks menyebar dari vagina Tari,
membuat isi kepala Riska serasa berputarpenuh gairah tak tertahankan.
Riska
meraba bibir vagina adiknya yang telah berlumuran lendir gairah.“Ohh,
Kakaak!” Tari tersentak merasakan nikmatnya sentuhan di titikterlarang
itu.
Tak tahan lagi, Riska segera menjilati bibir vagina Taridengan bernafsu, menikmati manisnya lendir vagina Tari.
“Ah!
Ah! Kak!Ah!” Tari menjerit-jerit tak tertahankan, tubuhnya
menggelinjangmerasakan kenikmatan yang tak pernah terbayangkan olehnya.
Dua
jari Riska membuka bibir vagina Tari, menampilkan klitoris yangtelah
membengkak keras dan teracung keluar. Lidah Riska menari padaklitoris
adiknya sambil tangan kirinya naik meremas-remas payudara Tari, membuat
Tari terpaksa mencengkeram sprei untuk menahan gelinjangtubuhnya yang
semakin sulit dikendalikan. Ini tak membantu menahanjeritannya yang
semakin keras “Aaagghh! Aaagghh! ohh, Kakaak! Nikmat,Kaak! Jangan
berhen.. aagghh!” Tari telah terlontar ke dalam dunianyasendiri.
Memang
tak berniat berhenti, lidah Riska masuk ke dalam vagina Tari
danmenjilatinya tanpa ampun. Tari meluruskan kedua lengannya di
sisimenopang tubuhnya ke posisi duduk mengangkang, menyaksikan
kepalakakaknya di antara kedua pahanya.
Tak
mampu mengendalikan kenikmatanseks yang terus meningkat ini, Tari
menghunjamkan selangkangannya kewajah kakaknya berulang kali, sementara
lidah Riska semakin cepatbergetar di dalam vagina Tari, sambil menikmati
lendir vagina adiknyayang terus mengalir ke dalam mulutnya.
Hunjaman
selangkangan dan gelinjang tubuh Tari yang semakin kasar dantak
terkendali membuat Riska tahu bahwa adiknya tak akan tahan lebihlama
lagi. Ia semakin bernafsu menjilati adiknya, di dalam vagina,bibir
vagina serta klitorisnya.
Tepat
dugaannya, tak lama kemudiankedua paha Tari menghentak kaku menjepit
kepala Riska, tubuh Taribergelinjang semakin kasar dan liar, sementara
vaginanya berkontraksidan memuncratkan gelombang demi gelombang lendir
seks yang tak mampulagi ia bendung.
“Aaakk..
aahh.. ahh Kakk..” jerit Tari tak peduli lagi pada dunia,hanya
kenikmatan orgasme pertamanya ini yang berarti baginya. Riskamembuka
mulutnya, mengulum seluruh vagina adiknya dan menenggak lendirorgasme
yang membanjiri seisi mulutnya hingga sebagian menetes daribibirnya ke
dagu dan lehernya.
Orgasme
demi orgasme melanda Tari selama semenit penuh, hinggaakhirnya ia
merasa begitu lemah sampai tubuhnya jatuh ke kasur denganpenuh
kenikmatan dan kepuasan. Riska menjilati lendir yang lolos ke
sisiselangkangan dan paha adiknya, lalu memanjat tubuh adiknya
danmenindih tubuh adiknya.
Sambil
terengah-engah, ia menyaksikan Tariyang memejamkan mata penuh kepuasan.
Riska mengecup bibir Tari, membuatTari membuka matanya dan tersenyum.
Ia memeluk tubuh telanjang Riska,lalu membalas kecupan kakaknya dengan
ciuman penuh pada mulut Riska.
Lidah
mereka terpaut, Tari menghisap lidah kakaknya, lalumelepaskannya untuk
menjilati wajah, pipi dan leher Riska yangberlumuran lendir orgasmenya
sendiri. Lendir seks ini terasa nikmatdan manis baginya.
Tari
tahu Riska terengah-engah bukan hanya karena habis memakanvaginanya
dengan brutal, namun juga karena gairahnya yang telahmemuncak. Tari
melorotkan diri di bawah tubuh kakaknya, menggesekkanpayudaranya pada
payudara Riska.
Wajah
Tari tiba di depan payudara Riskasaat Riska mengangkat tubuhnya dengan
menopangkan dirinya pada sikunya.Tanpa ragu Tari mulai menjilati puting
payudara kakaknya hingga napasRiska semakin tersenggal-senggal menahan
gairah yang semakin melonjakdalam dirinya. Selangkangannya semakin
memanas dan lendir seksnyameleleh keluar dari vaginanya, menetes-netes
di paha Tari.
“Ohh,
Sayang! Kakak nggak tahan lagi, Sayang!” erang Riska.Memahami maksud
kakaknya, Tari melorotkan tubuhnya kembali hinggawajahnya tiba di depan
vagina Riska, dan tanpa menunda lagi, Tarilangsung menyusupkan lidahnya
ke dalam vagina kakaknya.
“Aaahh! Ahh! Sayaang!” Riska menjerit selagi Tari sibuk menjilativaginanya dari dalam hingga ke klitorisnya berulang-ulang.
Dengan
bernafsu, Riska menduduki wajah adiknya, lalu menaik-turunkantubuhnya,
menghujamkan vaginanya ke wajah adiknya berulang-ulang.Sambil meremas
pantat Riska, Tari meluruskan lidahnya hingga kaku danmenghujam wajahnya
seirama dengan gerakan pantat kakaknya ini.
Lendirgairah
meleleh ke wajah dan pipi Tari saat ia memaikan kakaknya
denganlidahnya. Tak lama Riska mampu bertahan setelah gelombang
rangsanganbertubi-tubi yang telah ia nikmati, puncak kenikmatan pun
meledak danRiska tersentak kaku di atas wajah adiknya dalam kepuasan
orgasme demiorgasme yang menyemprotkan lendir panas ke dalam mulut Tari
berulangkali.
Tari
berusaha keras menghisap dan menelan seluruh lendir orgasme Riskayang
memenuhi mulutnya. Begitu banyaknya lendir kepuasan yang Riskatumpahkan
ke mulut adiknya, sebagian terpaksa mengalir keluar ke pipiTari.
Dari
kaku, perlahan-lahan tubuh Riska mulai melemas dan jepitanpahanya pada
kepala Tari pun mulai mengendur, hingga akhirnya Riska jatuh terbaring
lemas di atas ranjang. Tari mendekati wajah kakaknya yang menantinya
dengan tersenyum, lalu mencium bibir kakaknya.
Merekaberpelukan
dan berciuman beberapa saat. Riska membelai rambut adiknya,sementara
Tari meremas pantat kakaknya. Lelah berciuman, Riska menghelanapas
panjang sebelum akhirnya mengatakan, “Aku cinta kamu, Sayang..”Tari
hanya tersenyum dan mereka terus berpelukan hingga tertidur dalamrasa
lelah yang penuh dengan kepuasan.
Baca juga : Prediksi Togel Singapore Rabu
Mau nonton video bokep???klik disini <-------
Link alternatif AGEN JUDI ONLINE QQPUMA :👇
www.uangbola.com
www.qqpuma1.com
www.qqpuma2.com
www.qqpuma3.com
versi mobile/android/handphone
m.uangbola.com
m.qqpuma1.com
m.qqpuma2.com
m.qqpuma3.comSilahkan Hubungi kami hanya di :
WA : +63 9271482383
Comments
Post a Comment